Catatan Hati: Fiksi

12609_10200402722500650_954620407_n

Segala hal yang tak dapat kulakukan di kenyataan, dapat kurengkuh di dalam fiksi, termasuk memilikimu.

Aku tidak tahu apakah fiksi adalah sebuah tempat pelarian terbaik bagi perasaan. Segala hal yang tidak dapat dikatakan, tidak patut dan pantas diucapkan, bisa dituangkan di dalam fiksi.

Kadang-kadang aku bingung sendiri, hidupku yang nyata itu adalah seseorang yang mengetik ini atau seseorang yang sedang kuketikkan. Aku pun jadi takut sendiri bila suatu saat tiba-tiba aku terjebak di dalam fiksiku, atau itu sudah pernah terjadi.

Ya, itu pernah terjadi, dan menjadi masalah besar. Ketika aku melampaui batas antara imajinasi dan kenyataan itu, penyesalanlah yang kudapatkan.

Maka sebaiknya aku tetap berada di balik pena, memandangi layar putih yang meminta ditulisi.
Maka sebaiknya aku tetap berhati-hati, bahkan pada fiksiku sendiri.

(Kamar Gelapa, 2014)

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *