Museum Tanah Indonesia

Berkunjung ke Museum Tanah di Bogor

Pekan lalu, tanpa sengaja kami berkunjung ke Museum Tanah di Bogor. Awalnya, kami hendak ke Kebun Raya Bogor, namun tepat saat angkot berhenti, hujan turun. Kami berteduh sebentar sebelum memutuskan untuk lari ke mall. Di tengah perjalanan itulah kami melihat Museum Tanah lalu memutuskan untuk singgah.

Museum Tanah Indonesia terletak di jalan Ir. H. Djuanda, Nomor 98, Kota Bogor. Museum ini adalah sarana edukasi bagi para pelajar maupun masyarakat umum untuk lebih mengenal berbagai jenis tanah.  

Sejarah Museum Tanah

Museum Tanah punya sejarah panjang. Mulanya, Belanda mendirikan Laboratorium Voor Agrogeologie en Grond Onderzoek atau Laboratorium untuk perluasan pengetahuan tentang tanah pada tahun 1905.  Baru tahun 1974, laboratorium tersebut berganti nama menjadi Lembaga Penelitian Tanah, dalam satu wadah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Empat belas tahun kemudian, yakni 29 September 1988, Kementerian Pertanian bekerja sama dengan International Soil Regerence and Information Centre (ISRIC) Wageningen Belanda mendirikan Museum Tanah.

Tahun 2015 lalu, Museum Tanah mengalami renovasi tanpa mengubah keadaan aslinya dan tetap mempertahankan 2 gedung heritage. Baru Desember 2017 lalu, museum ini kembali dibuka untuk umum.

Isi Museum Tanah

Masuk museum ini masih gratis. Kita cukup mengisi daftar pengunjung. Oh iya, museum ini buka jam 9 pagi, dan tutup jam 4 sore.

Koleksinya sih cukup banyak ya, meski aku merasa, ruangnya masih terasa lengang. Di sana ada monolith tanah, peta sumber daya lahan, biodiversitas organisme tanah, diorama ekosistem, soil test kit dan yang lainnya.

Makromonolit adalah merupakan irisan tegak dari penampang tanah utuh yang diambil contohnya dan kemudian diawetkan sebagai bahan penelitian dan dokumentasi. Koleksi makromonolit tanah yang diambil misalnya setelah terjadinya tsunami di Aceh pada Desember 2004. Makromonolit itu diambil pada tahun 2005. Selain itu, ada juga makromonolit yang diambil dari Tulungagung dan Ngawi.

Biota Tanah

Museum Tanah

Museum Tanah

Di mesum ini, kita bisa melihat sampel jenis-jenis tanah yang ada di tiap provinsi di Indonesia. Ada ultisol juga lgo. Ultisol adalah  produk akhir dari pelapukan mineral yang berlangsung secara terus menerus. Ultisol adalah jenis tanah yang ditemukan di daerah dengan suhu tanah rata-rata lebih dari 8°C, yang banyak ditemukan di daerah lahan kering di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian jaya, yang belum dipergunakan untuk pertanian. Pada umumnya ultisol tidak mengandung bahan gamping, dengan kandungan mineral lapuk kurang dari 10% di lapisan atas tanah yang ekstrim dengan kejenuhan basa rendah. Ultisol yang ada di Museum Tanah berasal dari Muarabungo, Jambi.

Museum Tanah

Museum Tanah

Yang paling menarik buatku ya koleksi bebatuannya. Kubayangkan batu-batu itu bisa kubawa pulang. Bisa dijadikan pajangan. Atau sekalian kupecah jadi banyak batu akik. Kan seru.

Pring

Pringadi Abdi Surya. Dilahirkan di Palembang, 18 Agustus 1988. Pernah terpilih menjadi Duta Bahasa Sumatra Selatan 2009. Sekarang tengah bertugas di Subdit Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum, Direktorat Sistem Perbendaharaan. Lulusan Akuntansi Pemerintahan STAN 2010 ini suka jalan-jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *